Sejak tahun 1980, ia mulai berkiprah untuk melakukan penghijauan, dan program pelestarian alam lainnya. Ia bahkan mampu melakukan penyuluhan di wilayahnya. Kini, banyak orang dari berbagai kalangan datang dan belajar kepadanya. Ia bahkan sempat mendapat tawaran untuk tinggal di Malaysia & Perancis, tapi ia menolaknya dengan alasan Indonesia masih memerlukannya. |
Quote:
Quote:
Sepedah tua yang sudah di-design khusus sebagai sepeda patrol kebersihan menemaninya setiap hari. Ia tak peduli ketika banyak orang menganggapnya gila. Bahkan salah satu putranya sempat malu mengakui sebagai ayahnya. Sariban akan mudah kita temui di tengah-tengah acara perhelatan seperti demostrasi massa. Bukan untuk ikut berdemo, tapi untuk memunguti sampah-sampah yang berserakan. |
Quote:
Quote:
Siang dan malam, dengan peralatan terbatas “ sebuah alat penyedot air yang sudah tua “ dia menciptakan lahan baru yang kering. Diatas lahan itu lalu mereka Tanami dengan pohon bakau, mangrove, dan pohon-pohon tanaman keras lainnya. Sebuah aksi untuk melawan abrasi laut. Tanah hasil reklamasi ala Sodikin itu kini dijadikan tambak ikan dan garam oleh warga setempat. Di tanah ini pulalah warga desa mendirikan bangunan rumah dan ditinggali sampai sekarang. |
Quote:
Quote:
Tak ada petani tambak lain yang mau menerima tawaran Abuwena untuk membantunya menanam bakau. Hanya cacian yang ia terima, bahkan mereka mengatakan bahwa pekerjaan menanam itu sangat sia-sia. Abuwena tak putus asa, karena putus asa baginya berarti kehilangan tambak-tambak sebagai sumber penghasilan warga di sana. Dengan berbagai pendekatan lebih dari tiga tahun, akhirnya sejumlah petani tambak lainnya mulai tergerak untuk ikut menanam mangrove. Kini mangrove sepanjang 17 kilometer dengan lebar 50 meter yang mengelilingi beberapa sungai mulai terbebas dari abrasi. Masih ada 86 kilometer lagi yang harus dikerjakan Abuwena dan petani lainnya. |
Quote:
Quote:
Ia memulai dengan mengingatkan para tetangga untuk tidak membuang sampah sembarangan. Cemoohan demi cemoohan ia dapatkan. Tapi lewat kesempatannya menjadi ketua penggerak kader PKK maka ia berhasil mengajak warga untuk peduli lingkungan. Bahkan kepedulian itu kinin sudah menghasilkan tambahan penghasilan masyarakat setempat. Sriatun mengajarkan mereka untuk membuat kerajinan dari limbah dan sampah. Dari 40 kader yang ia bangun, kini telah berkembang menjadi 1.000 kader yang tersebar di 14 kelurahan. Selain itu, Keberhasilan Sriyatun tercatat telah diikuti 18 kecamatan di Kota Surabaya, bahkan di kota-kota lain seperti Yogyakarta, Sumenep, Probolinggo, Sidoarjo, Sorong, Dumai, Jakarta dan beberapa kota di Lampung, Aceh dan Kalimantan. |
Quote:
Quote:
Setelah harta bendanya habis karena bencana itu, Baba Akong meminta perhiasan istrinya, untuk dbelikan poly bag dan bibit pohon bakau. Bahkan penghasilannya sebagai nelayan yang tak seberapa ia pakai juga untuk terus membeli bibit dan poly bag. Satu harapannya, jika tsunami datang lagi, pohon bakau itulah yang akan menjadi penyelamat jiwanya dan warga yang hidup di pesisir pantai tersebut. Pada awalnya ia hanya berdua bersama istri, tetangganya sempat menganggap ia gila. Tapi keteguhan baba Akong pada akhirnya mendapat dukungan sekitar 2.000 orang untuk menanam pohon bakau di pesisir Pantai Ndete. Setelah 16 tahun Baba Akong bersama kelompoknya sudah menghijaukan 23 hektare. |
Quote:
Quote:
Tahun 1993 Bang Idin mengajak petani lainnya, tapi baru pada tahun 1997 mereka bersama-sama menghutankan kembali bantaran Sungai Pesanggrahan. Selain menanam tanaman produktif, para petani juga sepakat untuk menghutankan kembali bantaran sungai. Kini ribuan pohon sudah menjadi pemandangan yang asri di pinggiran Sungai Pesanggrahan. Awalnya mereka hanya menghutankan bantaran sepanjang1-2 km, kini kelompok tani yang diberi nama Kelompok Tani Lingkungan Hidup Sangga Buana itu telah menghijaukan 35 kilometer bantaran kali. |
0 komentar on "Para Pejuang Lingkungan Hidup Indonesia"
Posting Komentar